Kamis, 06 November 2008

all about baby

Pahami Arti Tangisan Bayi




Setiap kali seorang bayi menangis, hampir dapat dipastikan sang bunda akan menyorongkan payudaranya atau segera menggendong bayinya. Tapi, ketika dua hal itu sudah dilakukan, dan si mungil masih saja menangis, barulah Anda bingung. Kalau saja bunda tahu arti tangisan itu, tak perlu bingung lagi, kan? Tangisan merupakan alat komunikasi pertama yang dikuasai bayi. Lewat tangisan, bayi mengutarakan keinginan dan kebutuhannya secara efektif. Tak heran, bayi menghabiskan banyak waktu untuk aktivitas ini.

Dalam buku "Your Child's Body Language", Dr Richard Woolfson menjelaskan bahwa tangisan bayi mempunyai arti berbeda-beda. Setiap jenis tangisan mengomunikasikan pesan tersendiri untuk ayah-ibunya. Di bawah ini beberapa contoh tangisan bayi dan cara mengatasinya.

Tangisan "Aku Ingin Menyusu!"

Bayi Anda akan mulai menangis jika lapar. Tangisannya akan berulang-ulang. Pertama, ia menangis lalu berhenti sejenak untuk mengambil napas, menangis lagi, berhenti sejenak untuk mengambil nafas, demikian seterusnya. Susui bayi hingga kenyang. Atau, jangan-jangan memang sudah waktunya makan?

Tangisan "Popokku Kotor!"

Bayi lebih suka popoknya bersih dan kering. Jika popoknya basah ia akan menangis karena merasa tidak berada dalam keadaan yang nyaman. Tangisan "pengumuman popokku kotor" biasanya perlahan, kemudian makin keras dan makin keras. Anda juga bisa memperhatikan bahwa ia bergeliut-geliut di tempat tidurnya. Segera periksa popoknya, ia barangkali memerlukan popok baru.

Tangisan "Badanku Sakit!"

Semua bayi menangis jika ia merasa sakit. Tangisan jenis ini adalah tangisan bernada tinggi, hampir seperti jeritan, kemudian ia terengah-engah pada saat menarik nafas, lalu menjerit lagi. Cobalah temukan apa yang membuatnya kesakitan. Pegang perutnya, jangan-jangan kejang. Goyang-goyang tangan, kaki atau leher dan kepalanya. Jika ia menjerit lebih keras ketika menggoyang bagian tertentu, mungkin ada yang sakit karena terjatuh tanpa sepengetahuan Anda. Kompreslah bagian yang sakit dengan air hangat.

Tangisan "Aku Bosan!"

Bayi selalu memerlukan stimulasi dan akan timbul bosan jika ia tidak memperolehnya, atau bahkan bosan dengan satu aktivitas saja. Tangisan jenis ini dirancang untuk mendapat perhatian Anda. Makanya, tangisan ini lebih mirip teriakan ketimbang tangisan. Dan, ia akan tetap menangis seperti ini selama ia merasa bosan. Ganti aktivitasnya. Misalnya temani bayi bermain, menyenandungkan nyanyian, membacakan cerita atau bisa juga ajak jalan-jalan.

Tangisan Minta Gendong

Bayi Anda akan menjadi cengeng jika lelah, walaupun ia mungkin tidak ingin tidur. Ia akan merengek dengan menjengkelkan. Kepalanya mungkin terangguk-angguk untuk beberapa detik, dan mungkin Anda melihat bahwa ia menggosok-gosokkan tangannya pada mata serta wajahnya. Ayunlah ia perlahan-lahan sampai akhirnya tertidur lelap.

Tangisan Kesepian

Bayi Anda senang bergaul. Ia ingin Anda selalu berada di sisinya. Jika merasa kesepian, tangisannya akan terdengar menyedihkan. Seakan ia tengah sedih atau marah. Luangkan waktu bersamanya paling tidak sampai ia tenang. Jika Anda perlu menyelesaikan sesuatu, gendonglah ia sampai tenang, kemudian lanjutkan pekerjaan Anda bersamanya di sisi Anda.

Sumber: www.okezone.com

Makanan Bayi Sehat

Jumat, 18 Mei 2007 - Dikirim oleh: admin
Rubrik : Tips

Makanan Bayi Sehat

Beberapa petunjuk yang penting untuk bayi Anda :

A.

Minum bayi yang paling baik adalah air susu ibu (ASI)

B.

Susu botol hanya boleh diberikan atas petunjuk dokter atau bidan

Jadwal Pemberian Makanan untuk Bayi

Umur
(bulan)

Macam
Makanan

Pemberian
dalam
Sehari

Jam
Pemberian

0-4 (0-3 mg ASI diberikan
sekehendak)

ASI

6 atau 7

Diberikan tiap 3 jam
6, 9, 12, 15, 18, 21 dan 24

4 - 6

ASI
Buah
Bubur Susu

4 atau 5
1
1

6, 10, 14, 18, 21
12
8

6 - 8

ASI
Buah
Bubur Susu
Nasi Tim Saring

4 atau 5
1
1
1

6, 10, 14, 18, 21
16
8
12

8 - 10

ASI
Buah
Bubur Susu
Nasi Tim Dihaluskan

3 atau 4
1
1
1

6, 10, 14, 18, 21
16
8
12, 18

10 - 12

ASI
Buah
Nasi Tim

3 atau 4
1
3

6, 10, 14, 21
16
8, 12, 18

12 -

ASI*
Buah
NAsi Tim/Mak. Kel**
Mak. Kecil***
(Biskuit,
Bb Kacang Hijau, dll)

2 atau 3
1
3
1

6, 14, 21
16
8, 12, 18
10

*

Bila ASI berkurang dapat diberikan PASI.

**

Makanan keluarga yang lembek, mudah dicerna dan tidak pedas.

***

Makanan kecil berupa biskuit, bubur kacang hijau dan lain-lain.

Cara Pembuatan Makanan Bayi

Air jeruk

B a h a n

:

1 buah jeruk garut atau jeruk siam, + (100 gr).

Cara membuat

:

Jeruk dicuci bersih dan dipotong melintang lalu diperas dan disaring.

Cara pemberian

:

Untuk pertama kali air jeruk tersebut diencerkan dengan air putih masak dengan perbandingan 1 : 1 dan diberikan sebanyak 1 sdt. Pemberian ini ditambah dari hari ke hari sampai dapat menghabiskan 1 buah jeruk, maka selanjutnya tidak perlu diencerkan lagi. Bila rasanya asam, dapat ditambah gula dalam bentuk sirup secukupnya.


Air tomat

B a h a n

:

1 buah tomat (+ 60 gr)

Cara membuat

:

Tomat dicuci bersih masukkan ke dalam panci yang berisi air panas lalu panci ditutup dan biarkan 3 - 5 menit angkat tomat dari air panas, kupas kulit arinya lalu disaring. Air tomat yang didapat + 6 sdm (50 cc)

Cara pemberian

:

Untuk pertama kali air tomat diencerkan dengan air putih masak dengan perbandingan 1 : 1 dan diberikan sebanyak 1 sdt. Pemberian ini dari hari ke hari ditambah sampai dapat menghabiskan 1 buah tomat, maka selanjutnya tidak usah diencerkan lagi. Bila rasanya asam, dapat ditambah gula dalam bentuk sirup secukupnya.

Pepaya saring

B a h a n

:

1 potong pepaya masak dengan berat + 100 gr

Cara membuat

:

Pepaya dicuci bersih dan dikupas, buang biji dan bagian yang keras pepaya dipotong-potong atau dihaluskan lalu disaring. Pepaya halus yang didapat + 9 sdm.

Cara pemberian

:

Untuk pertama kali diberikan 1 sdt, hari-hari selanjutnya ditambah sampai dapat menghabiskan 1 ptg pepaya.

Pisang ambon

B a h a n

:

1 buah pisang ambon.

Cara membuat

:

Pisang dicuci bersih lalu dikupas.
Pisang dikerik halus dan dimasukkan ke dalam cangkir.
Pisang yang telah dikerik sebaiknya dicampur dengan air jeruk/air tomat.

Cara pemberian

:

Untuk pertama kali diberikan sebanyak 1 sdt. hari-hari selanjutnya ditambah sehingga dapat menghabiskan 1 atau 2 pisang.

Bubur susu

B a h a n

:

150 cc susu (3/4 gls)
50 cc air putih (1/4 gls)
10 gr gula putih (1 sdm)
20 gr tepung beras (2 sdm)
garam sedikit, menurut selera.

Cara membuat

:

Susu didihkan.
Tepung beras diencerkan dengan air 50 cc dan dimasukkan ke dalam susu yang telah mendidih sampai masak, masukkan gula pasir ke dalam bubur tersebut dan ditambah garam kemudian angkat.

Tim saring

B a h a n

:

20 gr beras (2 sdm)
10 gr kacang hijau (1 sdm)
25 gr hati ayam (1 ptg)
atau hati sapi, daging cincang atau daging ikan, atau 1 btr telor ayam
10 gr daun bayam (1 genggam)
20 gr tomat (1 bh sdg)
20 gr wortel (1 ptg sdg)

Cara membuat

:

Beras dan kacang hijau yang telah direndam semalam dicuci lalu ditim dengan 150 cc (3/4 gls) air. Bila sudah 1/2 masak, masukkan hati dan wortel ke dalamnya, biarkan sebentar sampai hati atau penggantinya agak lunak. Kemudian masukkan bayam, tomat dan garam. Tunggu sampai masak, angkat lalu saring dengan saringan.

Arti Singkatan :

gr

:

gram

bh

:

buah

sdg

:

sedang

gls

:

gelas

ptg

:

potong

bj

:

biji

sdm

:

sendok makan

bsr

:

besar

sdt

:

sendok teh

kcl

:

kecil

Bagaimana Menyusui Dengan Benar

Print

E-mail

Thursday, 30 October 2008

Kegagalan menyusui sering kali disebabkan karena kesalahan memosisikan dan meletakkan bayi. Puting ibu menjadi lecet dan menimbulkan luka yang terkadang membuatnya menjadi malas untuk menyusui, menyebabkan produksi ASI berkurang dan pada akhirnya bayi pun menjadi malas menyusu. Jika kondisi seperti terus berlanjut, bisa jadi proses menyusui akan terhenti dan si bayi akan kehilangan manfaat ASI yang luar biasa bagi pertumbuhannya. Oleh karena itu sebagai seorang ibu yang ingin berhasil dalam menyusui bayinya, lakukan langkah menyusui bayi yang benar berikut ini:

  1. Cucilah tangan dengan air bersih yang mengalir agar terhindar dari kuman dan bakteri.
  2. Perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola sekitarnya. Manfaatnya adalah sebagai desinfektan dan menjaga kelembapan puting susu.
  3. Ibu duduk dengan santai dan kaki tidak boleh menggantung.
  4. Posisikan bayi dengan benar:
      • Bayi dipegang dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan dekat lengkungan siku ibu, bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
      • Perut bayi menempel ke tubuh ibu.
      • Mulut bayi berada di depan puting ibu.
      • Lengan yang di bawah merangkul tubuh ibu, jangan berada di antara tubuh ibu dan bayi. Tangan yang di atas boleh dipegang ibu atau diletakkan di atas dada ibu.
      • Telinga dan lengan yang di atas berada dalam satu garis lurus.
  5. Bibir bayi dirangsang dengan puting ibu dan akan membuka lebar, kemudian dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areola dimasukkan ke dalam mulut bayi.
  6. Cek apakah perlekatan sudah benar:
      • Dagu menempel ke payudara ibu.
      • Mulut terbuka lebar.
      • Sebagian besar areola terutama yang berada di bawah, masuk ke dalam mulut bayi.
      • Bibir bayi terlipat keluar.
      • Pipi bayi tidak boleh kempot (karena tidak menghisap, tetapi memerah ASI).
      • Tidak boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunyi menelan.
      • Ibu tidak kesakitan.
      • Bayi tenang.
      • Apabila posisi dan perlekatan sudah benar, maka diharapkan produksi ASI tetap banyak.
  7. Bayi disusui secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu ke sebelah kanan sampai bayi merasa kenyang.
  8. Cara melepaskan puting susu dari mulut bayi, dengan menekan dagu bayi ke arah bawah atau dengan memasukkan jari ibu antara mulut bayi dan payudara ibu.
  9. Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan kapas yang telah direndam dengan air hangat.
  10. Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap bisa keluar.
  11. Bila kedua payudara masih ada sisa ASI, keluarkan dengan alat pompa susu.

Makanan Perusak Gigi Balita

Print

E-mail

Monday, 27 October 2008

Banyak makanan yang berpotensi merusak gigi balita anda, makanan apa sajakah itu?

Karbohidrat

Menurut dr. Yolin marlisa dari Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia, jenis karbohidrat yang dapat merusak gigi adalah:

  1. Golongan padi-padian atau gandum (dalam bentuk tepung-tepungan).
  2. Golongan buah-buahan dalam bentuk segar, kaleng dan kering.
  3. Makanan dengan bahan utama karbohidrat yang ditambahkan gula atau pemanis seperti cake, muffin, kue kering dan lain-lain.

Kerusakan terjadi karena gula dari hasil penguraian karbohidrat dalam tubuh akan menghasilkan asam yang secara perlahan dapat memicu timbulnya masalah kerusakan gigi misalnya timbulnya lubang, sariawan, pembengkakan pada gusi penyangga gigi. Juga timbulnya infeksi pada jaringan penyanga gigi yang mengikat gigi dengan tulang rahang sehingga gigi menjadi goyang dan akhirnya terlepas dari tempatnya.

Lemak

Sama seperti gula, glukose yang terdapat dalam lemak dapat merusak gigi. Jika makanan yang mengandung banyak lemak tertinggal lama pada gigi dan disela-sela gigi akan cepat membentuk asam yang akhirnya gigi pun akan menjadi rusak.

Gula

Terdiri dari maltsa, sukrosa dan gluksa. Tapi hanya jenis glukosa yang dapat merusak gigi. Glukosa banyak terdapat di dalam permen, madu dan marshmallow.

Berikut ada beberapa tips untuk menghindari kerusakan gigi:

  • Biasakan anak anda selalu menggosok gigi sebelum tidur. Saat tidur, air liur tidak berjalan sebagai mana mestinya sehingga akan tetap berada di dalam mulut. Air liur ini membantu bakteri untuk membusukkan sisa-sisa bahan makanan yang menempel pada gigi dan sela-sela gigi.
  • Biasakan anak anda untuk berkumur terutama setelah mengkonsumsi makanan yang manis dan setelah minum susu, karena hal ini dapat membantu mengurangi sisa makanan yang menempel pada gigi dan disela-sela gigi, serta mengencerkan zat asam dalam mulut.
  • Lakukan perawatan gigi dan mulut secara rutin dan berkala dengan mengunjungi klinik dokter gigi. Perawatan semasa balita sangat menentukan kesehatan gigi dan mulut pada usia dewasa.
  • Lakukan pergantian sikat gigi tiap 4-6 minggu sekali.

Menghadapi 5 Sifat Khas Balita

Rabu, 12 Maret 2008 - Dikirim oleh: balita1
Rubrik : Perilaku Anak

Ada alasan mengapa anak batita mulai menunjukkan sifat egois, agresif, bossy, tapi juga suka menyendiri, dan bahkan pemalu. Semuanya wajar asalkan tidak menetap dan sampai menghambat pengembangan dirinya.

Untuk itulah sifat-sifat khas tersebut tetap perlu diintervensi agar dapat menempati porsinya yang pas dan memberi kesempatan kepada sifat lain yang lebih baik untuk berkembang sebagai karakter anak. Nah, bagaimana mengintervensi ke-5 sifat tersebut?

1. EGOSENTRIS

Sifat yang umumnya muncul pada usia 15 bulanan (atau saat anak sudah sadar akan dirinya/self awareness) ini disebabkan oleh ketidakmampuan si kecil dalam melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain. Jadi semua masalah akan diteropong dari kaca mata dirinya. Lantaran sifat ini juga, anak batita selalu “here and now.”

Bila ingin sesuatu harus didapat saat itu juga alias tidak mau menunggu. Misal, saat ia minta es krim pada malam hari ya dia enggak mau tahu harus mendapatkannya saat itu juga. Contoh lain, si kecil merebut mainan temannya. Meski temannya menangis, ia tidak peduli karena ia “berprinsip” “saya suka, saya mau, maka saya harus dapatkan”

Bila dilihat dari perkembangan kognitif, sifat egois akan menghilang saat usia anak 6 tahun. Karena semakin besar anak, lingkungan sosial akan menuntut anak untuk sadar akan lingkungan, selain sadar diri. Nah, pada saat usianya menginjak 3 tahun, sebenarnya anak sudah mulai sadar akan tuntutan sosial tersebut namun perlu stimulasi dari orangtua.

Egosentris yang dibiarkan terus---dalam arti anak selalu mendapatkan apa yang diinginkannya tanpa mempertimbangkan adanya aturan-aturan sosial---bisa menetap sampai si kecil beranjak dewasa dan anak akan dicap buruk oleh lingkungan.

Cara menyiasati

Memang masih agak sulit batita diberi pengertian. Meski ada beberapa anak yang sudah bisa. Namun bagaimanapun di usia batita ini orangtua sudah harus menerapkan aturan-aturan disertai pengertian kepada anak bahwa tidak semua keinginan anak harus terpenuhi. Pada contoh kasus es krim di atas, berilah anak pengertian. Misalnya, ”Hari sudah malam, Dek. Mataharinya juga sudah tidur dan tokonya tutup. Saat mataharinya bangun pagi nanti, baru kita bisa beli es krim.” Jadi, yang penting adalah aturan harus diberikan secara konsisten.

2. BOSSY ATAU SUKA PERINTAH

Bossy sebenarnya masih berhubungan dengan sifat egosentris. Sifat ini merupakan kelanjutan dari usia bayi di mana anak sebelumnya selalu diladeni. Saat memasuki usia batita dimana anak sudah tidak lagi bergantung sepenuhnya dengan orang dewasa---dalam arti ia sudah bisa jalan, bicara, dan melakukan apa pun yang diinginkannya---anak merasa memiliki otonomi. Sikap otonom ini sering dibarengi dengan sikap menyuruh orang lain demi mendapatkan apa yang diinginkan. Seperti, “Mbak, ambilin susu” atau “Bukain sepatu.” Kondisi ini bisa “diperparah” bila ada model orang dewasa di sekitar anak yang selalu bersikap bossy, atau memang anak tidak dibiasakan mandiri.

Yang jelas, sifat bossy tidak akan menghilang dengan sendirinya. Karena anak merasa keenakkan. Ngapain capek-capek melakukan sesuatu kalau hanya dengan menyuruh saja, ia mendapatkan apa yang diinginkan? Perilaku suka perintah di usia batita jadi bisa dianggap lucu. Tapi begitu anak sudah lebih besar lagi, percaya deh kalau sifat itu akan menjengkelkan banyak orang sehingga ia akan dijauhi teman-temannya.

Cara menyiasati

- Ajarkan kemandirian (dari hal-hal sederhana) secara bertahap seperti cuci tangan sebelum makan, makan sendiri, buka sepatu dan lain sebagainya.

- Jangan menampilkan sikap bossy pada siapa pun (termasuk pada PRT) karena si kecil akan mudah “terinsiprasi” untuk bertingkah laku yang sama.

- Bila anak sudah kadung bossy dan terbiasa main suruh, coba bangun kemandiriannya dan dorong ia untuk mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Misal, “Dek coba yuk buka sepatunya sendiri. Mama temani.”

3. AGRESIF

Sifat ini sebetulnya sudah tampak sejak usia bayi (terutama pada bayi dengan temperamen sulit). Namun akan semakin kerap kemunculannya di usia batita. Si kecil merasa keinginannya tidak dipahami oleh orang dewasa (berkaitan dengan komunikasi anak batita yang masih terbatas). Agresivitas juga dapat muncul karena kebiasaan. Misal, anak belajar dari pengalamannya jika ia berteriakteriak atau melempar barang maka orang akan memenuhi apa pun yang ia inginkan. Atau kalau ia memukul temannya, maka si teman akan memberikan mainan yang diinginkan kepadanya.

Sifat agresif yang tidak diantisipasi bisa menjadi habituasi dan berlanjut hingga usia dewasa nanti. Di saat usia anak tentunya ia akan dijauhi teman-teman, dicap nakal, sehingga pada akhirnya anak sendiri akan menerima bahwa dirinya “trouble maker” hingga ia besar nanti.

Cara menyiasati

* Saat anak tantrum, peluk atau pegang tangan/badannya. Biarkan ia marah. Setelah kemarahannya reda orangtua bisa tanyakan penyebabnya sesuai dugaan atau perkiraan orangtua. Misal, “Adik pasti sedang marah sekali ya karena ibu tidak beli es krim buat kamu sekarang? Ibu tahu, adik ingin es krim. Tapi hari sudah malam, mataharinya sudah tidur dan tokonya sudah tutup. Kalau mataharinya sudah bangun dan tokonya buka, kita nanti beli sama-sama, ya?” Dalam keadaan emosional, anak batita akan bingung mengatakan apa penyebab rasa kesalnya. Lebih baik, kita yang mendefinisikan perasaannya. Cara ini membuat anak merasa dipahami perasaannya.

* Jangan menanggapi agresivitas anak dengan cara yang agresif pula. Contoh, saat ia memukul temannya, jangan kita malah mencubit anak untuk menghentikan aksinya itu. Benar sih anak tidak akan meneruskan pukulannya, namun anak justru memperoleh gambaran bahwa sikap kasar itu diperbolehkan.

* Beri penjelasan. Memang bukan pekerjaan mudah menjelaskan pada anak batita. Karena hanya sekali diberi tahu tidak akan membuatnya patuh dan melupakan sifat agresifnya. Jangan putus asa, lama-kelamaan jika selalu dijelaskan, anak akan belajar bahwa untuk mendapatkan sesuatu tidak harus dengan sikap agresif.

4. PEMALU

Si kecil kerap bersembunyi di balik kaki ibu/bapak atau terusmenerus memegangi baju kita saat bertemu orang lain? Atau kala ditanya, anak memilih diam dan menundukkan kepala? Kalau memang ya, bisa jadi memang ia pemalu. Namun bisa juga karena ia takut pada orang asing atau tidak terbiasa bertemu dengan orang banyak.

Umumnya, sifat pemalu anak yang karena pembawaan pribadi (diturunkan dari orangtua yang juga pemalu dan tidak suka bersosialisasi) akan terbawa sampai dewasa. Meski tak ada dampak buruk pada anak, namun bisa membuat anak kehilangan peluang dalam dalam berbagai hal, dibandingkan dengan anak yang aktif dan berani. Sifat pemalu juga membuat anak sulit mengembangkan diri dan beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.

Cara menyiasati

Untuk menghadapi anak pemalu sebaiknya orangtua sering membawanya untuk bersosialisasi. Latih sejak dini dengan memasukkan anak pada lingkungan sosial dimana banyak anak bermain seperti di taman bermain. Awalnya mungkin anak merasa takut, jadi temani sementara waktu.

Setelah beberapa lama biasanya anak bisa ditinggal dan berbaur bersama anak-anak lainnya. Bisa juga anak diajak ke tempat-tempat pertemuan atau ketika orangtua bertemu dengan kenalan di jalan, anak bisa diminta untuk mengenalkan dirinya atau menyapanya. Misal, “Sayang, kenalin nih. Ini tante Diba. Ayo salam. Beri tahu siapa nama Adek.”

5. PENYENDIRI

Sifat penyendiri pada usia batita---selain dikarenakan perkembangan kognitif anak dalam melihat sesuatu masih dari sudut pandangnya sendiri---perkembangan sosialnya pun masih belum berkembang baik. Anak baru mulai sadar akan adanya tuntutan dari lingkungan sosial di usia 3 tahun ke atas. Lantaran itulah, saat bermain, anak tampak soliter (lebih suka bermain sendiri) meski ada teman di sampingnya. Sifat penyendiri akan menghilang setelah usia batita. Apalagi jika anak sudah berelasi dengan teman-temannya. Namun pada beberapa anak memang sifat penyendiri ini bisa menjadi kebiasaan yang terbawa pula sampai nantinya.

Soal dampak, sebenarnya sifat penyendiri tak jadi masalah. Bahkan hingga usia dewasa pun sebetulnya sifat ini terkadang diperlukan. Karena adakalanya manusia perlu sebagian waktu untuk menyendiri dan sebagian waktunya lagi bersosialisasi. Hanya kalau sifat penyendiri si batita sudah keterlaluan, misal, dia lebih memilih menyendiri sampai 24 jam terus-menerus, ya tidak boleh dibiarkan. Sebab anak tetap perlu beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan sosial yang ada.

Cara menyiasati

Sama seperti halnya anak yang pemalu, orangtua perlu mengajak anak dalam kegiatan bersama dan bersosialisasi. Mulailah dari lingkungan orang dekat, seperti taman bermain dekat rumah yang banyak dikunjungi anak-anak tetangga, dan acara keluarga agar anak mengenal sepupu dari keluarga ayah dan ibunya. Setiap saat, ajaklah anak berkomunikasi dan jangan lupa sediakan waktu untuk mendengarkan dan menanggapi setiap ujarannya. Semakin ia percaya bahwa kita bersedia menjadi pendengarnya yang sabar, anak akan semakin berani bicara dan lebih bersikap terbuka.

Susu Kedelai



Monday, 27 October 2008

Selama ini kita lebih mengenal susu sapi dibandingkan dengan susu kedelai, sehingga persepsi yang berkembang selama bertahun-tahun adalah jika ingin anak tumbuh sehat dan cerdas kita harus memberikan anak susu sapi secara rutin selama masa pertumbuhannya, tetapi apakah pendapat ini benar?

Di Cina, susu kedelai disebut juga sebagai daging tanpa tulang karena protein yang terkandung di dalamnya dikenal setara dengan protein yang terdapat pada daging, susu sapi dan telur. Malahan susu kedelai diketahui sebagai salah satu dari tidak banyaknya sumber makanan dari tumbuhan yang paling mendekati dalam memenuhi semua bagian penting dalam asam amino (pembangun protein)

Manfaat Susu Kedelai:

  1. Susu kedelai bebas protein susu sapi dan hanya mengandung protein nabati. Protein nabati tidak akan menyebabkan reaksi alergi pada penderita alergi susu sapi (yang juga tidak alergi terhadap protein nabati) dan mempunyai keuntungan karena dapat membuat lebih sedikit kehilangan kalsium pada ginjal.
  2. Susu kedelai tidak mengandung laktosa. Sekitar 25% dari populasi dunia tidak dapat mentoleransi laktosa.
  3. Susu kedelai dipakai secara luas untuk anak yang menderita terhadap alergi susu sapi. Anak alergi terhadap susu sapi diperkirakan sebesar 2,5 – 7,5 % bahkan dibeberapa negara angka ini lebih besar.
  4. Zat gizi setara dengan susu sapi. Susu formula dari susu kedelai yang dibuat untuk si kecil telah memenuhi angka kecukuan gizi yang setara dengan susu formula yang dibuat dari susu sapi dan dapat memastikan pemenuhan nutrisi makro dan mikro si kecil.

Susu Kedelai Solusi Alergi Susu

Susu kedelai baik untuk si kecil dengan penderita lactose intolerance yaitu gabungan dari gejala klinis seperti kembung, nyeri, sering buang angin, dan diare setelah mengkonsumsi produk yang mengandung laktosa. Hal ini disebabkan oleh defisiensi enzim laktose pada usus kecil. Laktosa banyak terdapat didalam susu sapi. Apabila jumlah laktose tidak tersedia, laktosa tidak terdapat dicernakan dan akan mengakibatkan gejala-gejala yang tersebut diatas.

Sejak lama susu kedelai telah diberikan kepada anak dengan lactose intolerance. Susu kedelai mengandung protein kedelai yang telah dimurnikan. Lemak pada susu kedelai berasal dari minyak tumbuhan. Semua susu kedelai bebas dari laktosa dan diperkaya oleh L-methionine, taurin, karnitin dan zat besi untuk kebutuhan nutrisi si kecil.

Susu kedelai baik diberikan kepada si kecil yang alergi terhadap susu sapi. Alergi susu sapi adalah alergi simpang dari sistem imunitas tubuh terhadap protein susu sapi dengan gejala klinis yang dapat menyerang saluran pencernaan, kulit ataupun saluran pernafasan setelah mengkonsumsi produk yang mengandung susu sapi.

Dengan memperkenalkan susu kedelai dari usia dini dapat membantu anak untuk memiliki pola makan sehat karena kemampuannya mengurangi lemak yang tidak baik dan kolesterol. Susu kedelai juga memiliki protein tinggi dan merupakan sumber penting dari kalsium, vitamin D, fiber, zat besi. Jadi jangan ragu lagi karena susu kedelai mengandung semua nutrisi yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan si kecil.

Saluran Cerna Sehat Awal Daya Tahan Tubuh Kuat

Print

E-mail

Thursday, 23 October 2008

Tahukah Anda, 80% komponen daya tahan tubuh atau imunitas anak di awal masa pertumbuhannya terdapat di dalam saluran cerna? Oleh karena itu, kesehatan saluran cerna berperan penting dalam menciptakan daya tahan tubuh anak. Apalagi dengan adanya fakta bahwa sistem daya tahan tubuh anak belum sematang sistem daya tahan tubuh orang dewasa.

Fakta tentang kesehatan saluran cerna anak:

  • Salah satu faktor kunci kesehatan saluran cerna adalah adanya dominasi bakteri baik dibandingkan bakteri patogen dalam saluran cerna.
  • Bakteri baik dalam saluran cerna akan membantu lancarnya pencernaan, penyerapan zat gizi dari makanan yang dikonsumsi dan yang terpenting dapat mengurangi pertumbuhan bakteri patogen. Hasilnya adalah daya tahan tubuh yang kuat dan tidak gampang sakit.
  • Pertumbuhan bakteri baik dapat ditingkatkan dengan asupan prebiotik, yang merupakan makanan bagi bakteri baik. Salah satu jenis prebiotik adalah Oligosakarida.

Langkah yang dapat Anda lakukan untuk membangun imunitas si buah hati antara lain:

  • Nutrisi. Berikan ia nutrisi yang sehat dan bergizi seimbang sesuai dengan kebutuhannya. Nutrisi akan membantu meningkatkan imunitasnya. Pastikan nutrisinya juga tepat untuk kesehatan saluran cerna, karena ini akan memberi manfaat jangka panjang bagi si kecil.
  • Prebiotik. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan saluran cerna adalah dengan memberikan si kecil nutrisi yang mengandung prebiotik. Prebiotik akan menjadi makanan bagi bakteri baik yang secara alami telah ada dalam saluran cerna si kecil. Membantu meningkatkan pertumbuhan bakteri baik dan menghambat pertumbuhan bakteri jahat.
  • Susu. Minuman ini sudah dibuktikan selama bertahun-tahun lamanya karena kandungan gizinya yang dapat menyehatkan tubuh. Agar bisa memberikan manfaat yang optimal, pilihlah susu yang mengandung prebiotik.

Diare atau Mencret Bisa Membahayakan

Print

E-mail


Sistem pencernaan bayi dan balita, terutama bagian perut, sangat sensitif. Tidak heran bila mereka sering mengalami masalah yang berhubungan dengan perut, salah satunya adalah diare. Diare adalah kondisi dimana frekuensi buang air besar (BAB) meningkat dari biasanya, disertai dengan feses yang lebih cair. Ada tiga hal yang menyebabkan si kecil mengalami diare, yaitu faktor makanan, perjalanan melelahkan, dan akibat infeksi saluran cerna.

Infeksi saluran pencernaan umumnya disebabkan kuman, seperti bakteri Escherichia coli pada air yang kurang bersih. Bakteri ini masuk melalui makanan ke saluran pencernaan, dan berkembang biak dalam usus khususnya usus besar (kolon). Nah, jika jumlahnya berlebihan, bakteri ini dapat menimbulkan sakit perut serta diare atau mencret yang berdampak kerja tubuh terganggu karena tak bisa menyerap sari makanan. Bahkan, jika terlambat ditangani bisa menyebabkan kematian.

Apa Saja Tanda-tandanya?

Anak rewel atau justru apatis dan lesu pada dehidrasi yang lanjut. Pada anak usia di bawah satu tahun, dapat ditemukan ubun-ubun yang cekung. Pada dehidrasi yang ringan dan sedang, anak akan merasa haus. Namun bila dehidrasinya berat, anak justru tidak merasa haus lagi.

Pada kulit perut terdapat turgor kulit, atau berkurang kelenturannya. Cara memeriksanya dengan menjepit atau mencubit kulit selama 30-60 detik, kemudian lepaskan. Bila turgor kulit anak masih baik, kulit akan cepat kembali ke keadaan semula. Bila tidak, lambat kembalinya. Selain itu, anak yang mengalami dehidrasi, matanya akan terlihat cekung, mulut dan lidah pun terasa kering.

Bagaimana Penanganan Diare?

Pada kondisi tertentu, diare bisa berakibat fatal. Segera ke dokter bila sakit perut si kecil terus-menerus berlangsung selama enam jam atau lebih, disertai muntah, tak mau minum, mata nampak cekung, pusing, dan berat badan turun. Agar tak sampai terjadi dehidrasi, usahakan si kecil tetap minum (ASI, susu, atau cairan lain). Bila anak Anda sudah lebih besar, berikan larutan oralit. Biasanya balita perlu sekitar tiga bungkus oralit yang dicampur ke dalam 200 cc air.

Bagaimana Cara Mencegahnya ?

Agar tidak terkena diare ada baiknya kita selalu menjaga kebersihan makanan si kecil, begitu juga dengan alat makannya. Pada balita pastikan makanan yang ia konsumsi bersih dan sehat, dan meminum air yang dipastikan sudah matang atau mendidih. Hindari mengonsumsi jajanan yang tidak terjamin kebersihannya.

10 Kiat Mengembangkan Otak Anak

Rabu, 26 Maret 2008 - Dikirim oleh: admin
Rubrik : Kesehatan Balita/ Anak

Dijelaskan oleh Dr Eddy Supriyadi SpA, dari RS Sardjito Yogyakarta, ada dua komponen dasar dalam perkembangan otak anak, yaitu lingkungan yang aman dan pengalaman positif.

Saat seorang bayi merasa tertekan, otak akan merespon dengan menghasilkan zat kortisol. Kadar kortisol yang tinggi akan memperlambat perkembangan otak. Lingkungan aman dan nyaman diperlukan bayi untuk membantu perkembangan otaknya. Beri respon saat bayi menangis maupun mengoceh.

Pengalaman yang diterima setiap hari juga akan membantu perkembangan otak anak. Aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengajak anak ke pasar atau ke toko buku, menurut dokter anak lulusan UGM ini, sangat penting untuk pembentukan jaringan perkembangan sel otak.

Dr Eddy memberikan 10 tips bagi orangtua untuk membangun dasar perkembangan otak anak:
1. Beri perawatan dan kasih sayang yang adekuat selama masa kehamilan.

2. Beri nutrisi yang cukup. Enam bulan pertama kehidupan bayi, berikan kecukupan nutrisi dengan ASI.

3. Berikan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak.

4. Berbicaralah kepada bayi. Buat kontak mata saat berbicara dengan anak. Jangan lupa selalu tersenyum kepada anak.

5. Bila harus menitipkan anak, carilah tempat penitipan yang bermutu tinggi.

6. Kenalkan aneka ragam musik pada anak, dan bernyanyilah bersama.

7. Beri interaksi yang nyata dengan anak demi perkembangan otaknya. Jangan biarkan anak menonton televisi terlalu lama. Batasi waktunya.

8. Beri ruang bagi anak untuk dapat berinteraksi dengan teman sebaya.

9. Redakan stres pada orangtua. Orangtua yang mengalami stres cenderung mengalihkan stres kepada anaknya. Bila Anda merasa stres, cobalah bercerita kepada orang yang dekat dengan Anda.

10. Ingat, otak tidak akan pernah berhenti berkembang. Jadi, beri stimulasi sebanyak-banyaknya secara terus-menerus.

Makanan Ibu Menyusi

Jumat, 18 Mei 2007 - Dikirim oleh: kj
Rubrik : Kesehatan Balita/ Anak

Makanan Bagi Ibu Menyusui :
Kebutuhan makanan bagi ibu menyusui lebih banyak daripada makanan Ibu hamil.
Kegunaan makanan tersebut adalah :

  1. Memulihkan kondisi fisik setelah melahirkan.
  2. Meningkatkan Produksi ASI (Air Susu Ibu) yang cukup dan sehat untuk bayi.

Pengaturan Makanan

  1. Susunan hidangan sehari-hari harus seimbang, yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah serta susu.
  2. Makanan pokok tidak hanya nasi, gunakanlah beraneka bahan makanan pengganti seperti mie, jagung, kentang, ubi, roti dan sebagainya.
  3. Lauk-pauk gunakanlah dari jenis hewani dan jenis nabati, seperti telur, daging, ayam, ikan segar, hati, ikan asin, tempe, tahu, kacang-kacangan dan sebagainya.
  4. Sayuran lebih baik yang berwarna seperti bayam, kangkung, sawi, daun katuk, wortel, buncis dan sebagainya, karena sayuran tersebut dapat membantu merangsang pengeluaran/produksi ASI.
  5. Pilihlah buah-buahan yang berwarna seperti pepaya, jeruk, apel, tomat dan sebagainya yang banyak mengandung vitamin dan mineral.
  6. Perlu minum dalam jumlah lebih banyak + 6 gelas dalam satu hari, akan lebih bermanfaat bila ibu menyusui minum cairan "bergizi" seperti : susu, air kacang-kacangan, sari buah-buahan, air sayuran daun hijau dan sebagainya.
  7. Tidak disarankan minum jamu setelah melahirkan.
  8. Yang terpenting tidak ada pantangan makanan untukm ibu menyusui.

Nilai Gizi

-

Kalori

:

3000

-

Protein

:

100

-

Lemak

:

87,45

-

H.A

:

433

Pembagian Makanan Sehari

Waktu

Jenis Makanan

Jumlah (gr)

URT

Pagi

-

Nasi

200

gls

-

Daging

50

1

ptg

-

Telur

50

1

btr

-

Tempe

50

1

ptg

-

Sayuran

100

1

gls

-

Minyak

10

1

sdm

-

Gula

10

1

sdm

10.00

-

Susu

200

1

gls

-

Gula

15

sdm

Siang

-

Nasi

250

gls

-

Daging

50

1

ptg

-

Telur

50

1

btr

-

Tempe

50

1

ptg

-

Sayuran

100

1

gls

-

Minyak

15

sdm

-

Buah

100

1

bh

16.00

-

Kacang Hijau

25

2

sdm

-

Gula

15

sdm

Sore

-

Nasi

250

gls

-

Daging

50

1

ptg

-

Telur

50

1

btr

-

Tempe

50

1

ptg

-

Sayuran

100

1

gls

-

Minyak

10

1

sdm

-

Buah

100

1

bh

Merawat Kulit Bayi & Balita Secara Benar

Jumat, 11 Mei 2007 - Dikirim oleh: kj
Rubrik : Kesehatan Balita/ Anak

Rawatlah kulit bayi dan balita secara benar. Apa saja yang harus dilakukan :
Hindari Sabun Keras

1. Bersihkan kulit dari kotoran yang menempel pada kulit seperti sisa makanan, air seni, dan tinja dengan air. Mandi dua kali sehari juga akan membantu membersihkan kulit. Jika kegiatan dan gerak anak sangat tinggi, mandi dapat dilakukan sampai 3 kali sehari.

2. Perhatikan sabun pembersih kulit. "Hindari sabun yang terlalu keras. Pilih sabun khusus untuk balita dan bayi yang memiliki pH 4.5-5 dan agak berminyak untuk menghindari iritasi. Gunakan pula pelembab berupa lotion dan krim khusus bayi dan balita. Fungsinya mempertahankan atau menambah kandungan air dalam kulit terutama bagian terluar kulit ari (epidermis). Berikan setelah mandi.

3. Cegah bayi terpapar sinar ultraviolet dari matahari atau gunakan pelindung sinar matahari. Pukul 08.00 ke atas, intensitas ultraviolet sangat tinggi. Jadi menjemur bayi seharusnya sebelum jam itu dan sebaiknya tetap gunakan krim atau lotion pelindung sinar matahari khusus bayi dan balita.

Yang tak kalah penting, sebelum membeli produk perawatan kulit untuk bayi dan balita, teliti informasi produk. Teliti, isi, tujuan, cara pemakaian, tanggal produksi, kedaluwarsa serta izin dari badan POM agar terhindar dari faktor pemicu atau pencetus timbulnya penyakit.

Mencegah Eksim Popok

- Popok dari kain sebaiknya langsung diganti jika basah, jika popok sekali pakai sebaiknya segera diganti jika air seni atau tinja yang diserap sudah melebihi daya tampung.

- Untuk mencegah jagalah kebersihan daerah kulit yang ditutupi popok. Setelah buang air kecil dan besar, bersihkan kulit secara lembut dengan air hangat, lalu bilas bersih-bersih.

- Gunakan sabun khusus setelah buang air besar, lalu keringkan dengan handuk atau kain lembut, dan tunggu 2 menit sebelum dipakaikan popok baru. Ini akan mencegah kulit tidak lembab.

- Setelah itu, bisa dibubuhkan bedak yang berfungsi sebagai pelicin dan penyerap kelembaban supaya mengurangi gesekan antara kulit dengan popoknya. Tapi harus digunakan dalam keadaan kulit kering dan bersih. Jangan saat lembab karena malah bisa memicu timbulnya jamur dan kuman. Juga jangan berlebihan karena bisa terhisap dan mengganggu pernapasaan.

Mengusir biang keringat

Biang keringat muncul akibat saluran keringat tersumbat sel yang sudah berganti. Akibatnya, rasa gatal terpicu. Berikut agar si kecil terhindar dari biang keringat :

1. Bayi atau anak dianjurkan mandi secara teratur, sedikitnya dua kali sehari menggunakan air dingin dan sabun. Mandi yang teratur merupakan salah satu cara agar keringat dapat keluar dengan bak dan lancar.

2. Jika bayi dan balita Anda banyak dan sering mengeluarkan keringat, basuh dengan handuk atau kain lembut. Setelah itu taburi dengan bedak, tapi jangan pada saat kulit dalam kondisi lembab.

3. Gunakan pakaian yang menyerap keringat, misalnya yang terbuat dari katun. Kalau pakaiannya sudah basah oleh keringat, cepat ganti dengan yang kering. Sebaiknya bawa beberapa potong baju jika sedang bepergian untuk mempermudah mengganti pakaian.

Pola Makan Sehat Untuk Balita

Senin, 25 Agustus 2008 - Dikirim oleh: henny
Rubrik : Kesehatan Balita/ Anak

Seiring dengan pertumbuhan balita Anda, pola makannya pun akan berubah. Mulai banyak jenis makanan yang ia bisa dan suka makan. Tetapi yang ia bisa dan suka makan bukan berarti selalu baik untuknya. Beberapa jenis makanan yang mengandung tepung putih, lemak tinggi, gula, pewarna buatan, bahan kimia, dan lain-lain tidaklah baik untuk dikonsumsi balita Anda sehari-hari. Jadi bagaimana cara mendidik balita Anda untuk mempunyai pola makan yang sehat? Tips-tips di bawah ini dapat membantu Anda.

Jadikan rumah Anda sebagai “surga nutrisi” untuknya. Anda mungkin tidak bisa terlalu mengawasi pola makan anak Anda saat ia berada di luar rumah, tetapi Anda bisa mengawasinya saat ia berada di rumah. Dengan menjaga tradisi makanan sehat di rumah Anda, dan memberikannya makanan yag tidak mengandung bahan-bahan yang tidak baik untuknya, balita Anda akan selalu memakan makanan yang bernutrisi tinggi untuk tubuhnya.

Berikan mereka makanan sehat yang lezat. Jika Anda mengganti permen dengan potongan wortel, tentu saja balita Anda akan menganggap makanan bernutrisi tinggi dengan rasa tidak enak. Berikanlah mereka makanan yang sehat tetapi lezat, buah-buahan yang menarik, dan sebagainya. Balita yang belum terkontaminasi dengan makanan yang tidak sehat akan lebih menyukai makanan sehat dibandingkan makanan ringan yang berkalori tinggi.

Berikan contoh dengan pola makan Anda sendiri. Bahkan anak berusia 2 tahun akan protes jika ada standar ganda di keluarga, dimana ia harus makan yang sehat tetapi Anda memakan makanan yang tidak bernutrisi tinggi. Berikan ia contoh bahwa bukan saja anak kecil yang harus makan sehat tetapi mempunyai pola makan sehat berguna bagi seluruh keluarga.

Beritahukan semua yang mengurus balita Anda bahwa Anda ingin mereka makan sehat. Karena bukan cuma Anda yang mengurus balita Anda, Anda harus memberitahu pengasuh mereka, guru mereka di Pre-School, TK, dan sebagainya bahwa mereka harus dibiasakan makan sehat. Ini bukan berarti mereka tidak boleh memakan kue ulang tahun saat teman atau sepupu mereka merayakan ulang tahun, tetapi hanya sebagai indikasi bahwa Anda ingin mereka makan sehat senantiasa dan bukan makan junk food/makanan yang tidak bernutrisi.

Buat perjanjian dengan anak Anda. Sering kali yang menyebabkan balita Anda memakan makanan yang tidak sehat adalah pengaruh teman sebayanya. Dengan membuat perjanjian dengan anak Anda, supaya mereka menghindari makan makanan junk food/yang tidak bernutrisi saat bermain dengan teman-temannya, akan membantu anak Anda untuk mempunyai pola makan yang sehat.

Jangan terlalu ketat. Pada akhirnya, bila Anda selalu memaksanya untuk makan sehat, balita Anda bisa merasa frustrasi karena Anda terlalu keras mendidiknya. Berikan dia kesempatan sekali-sekali untuk memakan makanan junk food, sebagai “hadiah” karena ia sudah berhasil mempunyai pola makan yang sehat. Batasi jumlahnya dan jangan terlalu sering membiarkannya jajan di luar. Dengan ini, rasa ingin tahunya akan terpenuhi tanpa merusak pola makan sehatnya.

Tidak ada komentar: