Selasa, 01 Juli 2008

CDMA

CDMA Tawarkan Kecepatan 73,5 Megabit Per Detik 24 Desember 2005 Mungkinkah zaman keemasan kelompok GSM akan segera berlalu? Sebuah pertanyaan yang masuk akal karena dengan kecepatan maksimal 9 kilobit per detik atau hanya sekitar 0,009 megabit per detik tentu akan sulit memenuhi tuntutan kebutuhan pelanggan masa depan. Perjalanan sang waktu memang tidak bisa dihentikan dan teknologi terus berpacu dengan putaran bumi, hanya regulasi yang mampu memagari agresivitas penemuan-penemuan baru. Di mana kecepatan nirkabel sekarang sudah puluhan ribu kali dari transmisi SMS (layanan pesan singkat). Bagaimanapun harus ada antisipasi jangka panjang yang cerdas dan jujur untuk melihat perkembangan zaman sehingga tidak ada pihak yang dirugikan karenanya. Dengan demikian, ketika regulasi mencoba mengatur seperti aplikasi teknologi generasi ketiga (3G), telekomunikasi nirkabel di negeri ini tidak lagi kisruh. Sementara dunia sudah menawarkan transmisi data nirkabel dengan kecepatan sangat mencengangkan. Sekalipun baru akan dipublikasikan secara resmi pertengahan tahun depan, perkembangan yang ditawarkan kelompok pengembang teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) ini sungguh di luar perkiraan. Teknologi yang disebut dengan CDMA2000 1xEV-DO Revision B ini mampu melakukan transmisi data maksimal sampai 73,5 Mbps. Kemampuan ini kira-kira mampu mentransfer data pada sebuah CD-ROM yang berkapasitas sekitar 650 megabit (Mb) dalam waktu kurang dari sembilan detik melalui udara. Sungguh ini merupakan hal yang sangat tidak masuk untuk kondisi Indonesia saat ini, di mana untuk mengirimkan gambar beresolusi 1,2 megapiksel (Mp) atau sekitar 100 kilobit (kb) sudah sulit. Padahal, sudah ada jaringan GPRS yang merupakan penyempurnaan jaringan GSM. Pengiriman file seperti sebuah foto di atas saat ini baru bisa lancar dilakukan melalui jaringan telepon kabel. Modem telepon fixed-line dengan kapasitas 56 kbps sudah cukup, sekalipun tidak pernah mencapai kecepatan maksimal karena terbatasnya jaringan. Maka tidaklah mengherankan apabila perlombaan sekarang terjadi di udara, apalagi dengan mahalnya investasi untuk jaringan kabel karena padatnya bangunan atau daerah yang luas. Bahkan jaringan serat optik yang kecepatan aliran datanya bisa mencapai 10 Mbps pun sangat mustahil untuk dibangun dengan kondisi ekonomi saat ini. Solusi CDMA Kelompok Pengembang CDMA atau CDG (CDMA Development Group) mengungkapkan rencananya dalam pertemuan tahunan di Hongkong pertengahan November lalu. Agresivitas CDG dalam 3G World Congress ini bagaimanapun merupakan tantangan bagi para operator jalur GSM. Revisi B ini merupakan penyempurnaan standar CDMA sebelumnya yang saat ini sedang menjadi barang dagangan terbaru bagi perusahaan-perusahaan telekomunikasi raksasa. Teknologi CDMA2000 1xEV-DO Rev A yang baru saja meningkatkan kemampuan dibandingkan CDMA2000 EV-DO, yang disebut juga revisi 0. Kecepatan maksimum Revisi B ini dapat dicapai dalam spektrum frekuensi selebar 20 MHz, di mana secara dinamik menerapkan gelombang pembawa RF (radio frequency). Untuk gelombang RF tunggal sebesar 1,25 MHz dan sebuah kelompok dalam 5 MHz masing-masing bisa melakukan downlink maksimum 4,9 Mbps dan 14,7 Mbps. Sebagai gambaran, kecepatan dengan pembawa tunggal ini lebih baik dari Revisi A yang ditawarkan perusahaan seperti Motorola, baik dalam pertemuan di Hongkong maupun demonstrasi kepada para operator di Jakarta, Selasa (13/12) lalu. Di mana para revisi A dapat mencapai downlink maksimal 3,1 Mbps dan uplink 1,8 Mbps. Pada Revisi 0 kecepatan downlink 2,4 Mbps dan uplink 153 kbps, sedangkan CDMA2000 1x kecepatan donwlink dan uplink hanya 153 kbps. Teknologi terakhir ini yang masih digunakan keempat operator CDMA di Indonesia, sementara mereka baru akan meningkatkan kemampuan menjadi CDMAa2000 1xEV-DO. Dalam demo di Jakarta revisi A saja sudah banyak memperlihatkan kemajuan, terutama dalam aplikasi yang sangat sensitif dengan delay (penundaan) seperti VoIP (Voice over Internet Protocol). Komunikasi video calling secara mulus dapat dilangsungkan dan jeda nyaris tidak terasa. Pada revisi A ini intinya menyempurnakan revisi 0, di mana data dan suara dapat dialirkan bersama. Di mana pada intinya teknologi ini mengubah dari sistem circuit switch ke data switch yang berbasis pada IP, kata Thomas Quirke, Direktur Pemasaran untuk Solusi Jaringan Akses Radio GSM dan UMTS Motorola. Tentu saja Motorola tidak sendiri dalam memasarkan produk CDMA ini. Seperti Nortel juga sudah menawarkan solusi triple play dengan gabungan teknologi CDMA2000 1xEV-DO Rev A dan WiFi, juga Alcatel dari Perancis yang menguasai infrastruktur satelit juga memberikan solusi lengkap, termasuk dengan WiMAX. Jalur GSM Sementara kubu GSM meningkatkan kecepatan dengan teknologi HSDPA (high-speed downlink packet access). Teknologi ini merupakan penyempurnaan dari jaringan 3G yang disebut W-CDMA (Wideband-CDMA) yang sebenarnya merupakan teknologi yang sama sekali berbeda dengan GSM. Perusahaan Nortel dan Qualcomm baru saja berhasil melakukan panggilan melalui teknologi baru ini dengan kecepatan rata-rata 3,6 Mbps. Uji coba ini dengan mempergunakan handset kategori 6 yang menggunakan modulasi 16 QAM, kecepatan yang diperoleh lebih tinggi dari koneksi fixed broadband saat ini. Kebanyakan operator yang memulai dengan teknologi GSM memiliki teknologi yang juga disebut UMTS (universal mobile telecommunications system) ini. Bahkan operator di negara seperti Jepang yang langsung memulai dengan W-CDMA juga mencoba menjembatani dengan teknologi GPRS yang merupakan penyempurnaan dari GSM. Dengan demikian, tidak mengherankan apabila ponsel GSM yang memiliki fasilitas akses W-CDMA bisa beroperasi di Jepang, sekalipun negeri itu tidak memiliki jaringan GSM. Dan saat ini sudah cukup banyak ponsel GSM yang dilengkapi fasilitas akses 3G W-CDMA yang bisa menjadi pengikat konsumen GSM. Sementara Motorola yang juga bermain di teknologi HSDPA, bahkan pertama kali mendemokan teknologi ini tahun 2004 kembali harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Termasuk dalam hal ini adalah Ericsson dari Swedia yang sangat agresif menawarkan produknya di Indonesia dan Siemens Communications dari Jerman. Perjalanan untuk teknologi mobile broadband bagi aliran GSM memang cukup panjang dan tidak sederhana, yaitu dengan generasi antara, GPRS dan EDGE yang kurang populer karena dunia lebih memilih langsung ke 3G. Teknologi HSDPA masih akan disempurnakan dengan HSUPA (high speed uplink packet access) sebelum melangkah ke generasi keempat (4G) dengan teknologi OFDM. Dalam strategi Motorola dengan seamless mobility-nya penerapan teknologi bergerak nirkabel berkecepatan tinggi sangat penting, apakah HSDPA ataupun CDMA2000 1xEV-DO Rev A yang semua mengacu pada IMS (IP multimedia subsystem). Yang perlu diantisipasi adalah arah perkembangan teknologi telepon seluler yang berbasis pada Internet Protocol (IP). Hampir semua perusahaan telekomunikasi besar merancang arsitektur telekomunikasi dengan berintikan IMS, termasuk Alcatel, Siemens, Nortel. Sementara untuk generasi ketiga ini masih ada satu teknologi yang dikembangkan China, yaitu TD-SCDMA (Time Division Synchronous Code Division Multiple Access). Teknologi yang dikembangkan untuk menghilangkan ketergantungan pada teknologi barat ini nampaknya kurang banyak diminati para operator di Asia sendiri. (KOMPAS)

Tidak ada komentar: